BirokrasiHeadlinesPilihanEditor

Penerima BLT di Jember Tidak Tepat Sasaran, Kades : Sia-Sia Kami lakukan Update Pendataan

JEMBER, suaratimuronline.com – Bantuan Tunai Langsung (BLT) dari Kementerian Sosial atas kompensasi dari kenaikan BBM yang mulai dibagikan dalam beberapa hari ini, memantik reaksi dari sejumlah warga, lantaran penyalurannya tidak tepat sasaran.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Desa Sidomulyo Kecamatan Semboro yang enggan disebut namanya, banyak tetangganya yang dinilai mampu karena memiliki sepeda motor dan mobil tapi juga menjadi penerima BLT BBM sebesar Rp. 600 ribu.

“Saya tidak mengharapkan adanya bantuan BLT BBM ini, tapi saya merasa heran, banyak tetangga saya yang punya mobil dan sawah serta sepeda motor dapat bantuan, sedangkan mereka yang selama ini kerjanya serabutan justru tidak mendapatkan bantuan,” ujarnya dengan nada heran.

Hal yang sama juga terjadi di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Jember, menurut Abdus Soim selaku kepala desa Sukorambi, pihaknya sempat mau menolak bantuan BLT BBM tersebut diserahkan kepada warganya, mengingat dari 1091 warga yang menerima BLT BBM, antara yang layak dan tidak layak menerima bantuan sebanding.

“Kami sebenarnya mau menolak bantuan tersebut, karena warga yang layak dan tidak layak menerima hampir 50 persen 50 persen, tapi saya juga memikirkan warga yang layak menerima, akhirnya ya penyaluran tetap berjalan.

Soim menilai, pihak Kemensos dalam pendataan warga yang menerima BLT BBM sepertinya menggunakan data lama, dimana banyak nama penerima yang sudah meninggal dan juga sudah mampu secara ekonomi, tapi mereka tetap menerima bantuan tersebut.

Padahal menurut Soim, dirinya setiap tahun melakukan update data warganya yang pra sejahtera dan menyerahkannya ke Dinas Sosial Pemkab Jember, namun data penerima BLT tetap data yang lama.

“Tidak sedikit 1 orang di desa kami yang menerima 3 bantuan, seperti BLT BBM, BPNT dan juga PKH, padahal seharusnya bantuan tersebut dibuat rata, tapi ya itu tadi fakta di lapangan, saya seperti sia-sia melakukan update data warga pra sejahtera,” sesal Soim.

Soim juga menyatakan, bahwa ada data nama warganya penerima BLT BBM yang sudah meninggal, tapi oleh anaknya diambil, padahal anaknya tergolong mampu, hal ini yang membuat dirinya sangat prihatin.

“Kalau seperti ini, sama saja mewarisi kemiskinan, kami juga tidak berdaya, karena semua sudah ditentukan oleh pusat, saya gak tau apakah dari Dinsos kabupaten yang telat memasukkan data ke Kemensos, atau di Kemensos yang memang tidak mengupdat, seharusnya data seperti ini sudah terintegrasi antara pemerintah daerah dengan pusat, kalau seperti ini, kami yang dibawah seperti dikorbankan,” sesalnya.

Soim juga membandingkan penyaluran BLT DD dalam dua tahun terakhir ini, menurut Soim, kalau penyaluran BLT DD pihaknya menjamin sudah tepat sasaran, sebab pihaknya dalam menentukan warga yang berhak menerima melibatkan RT RW dan juga tokoh masyarakat.

“Kalau BLT DD, saya pastikan tepat sasaran, sebab dalam menentukan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) saya melibatkan pengurus RT dan RW serta tokoh masyarakat, sehingga benar-benar mereka yang berhak menerima yang terdata, tidak seperti ini,” ujarnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button