HeadlinesKriminalPilihanEditor

Beredar Vidio Jenazah Covid Terlantar di Jember, Cek Ini Faktanya

JEMBER, suaratimuonline.com – Vidio dengan durasi 16 detik yang mengambil gambar seorang memakai Hazmat disamping ambulan, serta dibawahnya ada jenazah di lokasi Jalan Sultan Agung Kepatihan Kaliwates Jember timur kampung Ledok yang tidak lain kampung Bupati Jember H. Hendy Siswanto, tepatnya di depan Meubel Bintang viral di berbagai WAG dan media sosial.

Dalam vidio yang diduga direkam oleh seorang perempuan dari dalam mobil tersebut, sang perekam menyebutkan jika keberadaan mayat tidak ada yang mengangkat karena terpapar covid, “Ini ada mayat covid di jalan gak ada  yang ngangkat, ini di Jember ini, ini bukti nyata kalau covid, lihat ini gak ada  yang ngangkat, bukti nyata covid, kalau gak percaya di Jember,” ujar perempuan perekam vidio.

Belakangan diketahui jika jenazah tersebut adalah almarhumah Windarti (62) perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai penjual lontong di sekitar jalan Sultan Agung, Windarti sendiri selama ini menjalani isoman setelah merasakan sesak nafas.

Sedangkan mengenai keberadaan jenazah yang tergeletak di atas tempat tidur ambulan yang namun dibawah mobil alias di jalan, kepala Puskesmas Jember Kidul dr. Rumi Enggar Wati dengan didampingi jajaran Muspika memberikan klarifikasi, bahwa kondisi jenazah tidak ‘ditelantarkan’ seperti yang terekam dalam vidio tersebut.

Menurut dr. Rumi, saat itu, kondisi Windarti sudah memprihatinkan dan hendak dibawa ke rumah sakit Kaliwates dengan menggunakan ambulan kelurahan Kepatihan, namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal saat tiba dirumah sakit.

Kemudian oleh petugas dibawa pulang kembali ke rumahnya di Jalan Sultan Agung, namun saat jenazah diturunkan di ambulan, roda pada penyangga tempat tidur mengalami toruble, sehingga jenazah ditaruh dibawah sambil menunggu ambulan dari pihak rumah sakit Bina Sehat.

“Tidak benar jika kami melakukan pembiaran atau menelantarkan jenazah, kejadian itu dikarenakan ada trouble di roda belakang kereta pengusung, sehingga jenazah tetap berada di kereta pengusung yang sudah di luar mobil atau di jalan aspal, kesannya memang seperti dibiarkan, padahal saat itu petugas ambulan sedang menunggu keluarga almarhumah dan mobil jenazah dari RS Bina Sehat untuk dilakukan prosesi pemulasaran di rumah sakit,” ujar Rumi.

Menurut Rumi, seharusnya ketika kereta penyangga ditarik keluar dari ambulan, secara otomatis roda penyangga tempat tidur terbuka, karena ada trouble harus diturunkan dulu dan baru dibetulkan di bawah.

Sedangkan informasi yang diterima media ini, warga yang tinggal di Lingkungan Kauman Jalan Sultan Agung V Kepatihan Kaliwates, saat ini banyak yang menjalani isoman. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button